Langsung ke konten utama

Man of Value




Novel The Class karangan Erich Segal ini bercerita tentang 5 orang cowok dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda dan akhirnya bertemu di Harvard. Seperti yang temen-temen tahu, Harvard merupakan salah satu kampus yang bonafit di dunia. Bisa dibilang disini tempat orang-orang genius pada ngumpul. Kayak katanya om Segal : “Hampir setiap dari mereka adalah pembaca pidato perpisahan sekolah menengah mereka,” a.k.a murid terbaik waktu mereka lulus SMU.
Cerita di novel ini cukup seru, karena bikin saya mikir-mikir juga sey, kalo udah lulus bakal jadi apa yah?? Sedih banget kan kalo kita udah kuliah di universitas ternama tapi nantinya kita pengangguran. “Apa kata dunia, coba??” Orang-orang di novel ini bersaing untuk jadi orang-orang yang sukses, ada yang akhirnya jadi dekan di Harvard, calon mentri luar negri Amerika Serikat, pemain piano yang terkenal, sampai akhirnya ada yang mati demi ngebela negaranya (tapi kenapa negaranya harus Israel sey??). Tapi ada seorang mahasiswa, Andrew Elliot, yang khawatir banget sama acara reuni yang bakal diadain. Karena menurut dia, dia itu bukan siapa-siapa, dia juga bukan orang ‘hebat’. Tapi Andrew cukup ngerasa seneng bisa ngebantu temen-temannya walaupun mungkin itu hal yang kecil menurut dia. Tapi menurut temen-temannya itu berarti banget. Pokoknya salut deh buat tokoh Andrew di novel ini. You’ve inspired me.

Satu kalimat penutup buat teman-teman, semoga bisa menginspirasi kalian semua:

“Try not to become a man of success but rather to become 
a man of value.” (Albert Einstein)

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Clever Lands: Motivasi

Gegara punya anak (dan instagram), kebiasaan saya yang lama sempat menghilang. Yakni membaca dan menulis. Sekarang, sedikit sedikit saya ingin mengembalikan kebiasaan baik itu. Dimulai dari membaca. Usai membaca rasanya ingin menuangkannya dalam tulisan dan berbagi ke orang banyak. Gegara punya anak (juga), saya jadi gemar membaca buku parenting dan educating, salah satunya buku berjudul  Clever Lands.  Yang membandingkan sistem pendidikan di lima negara yang dianggap sukses dalam mendidik generasi muda. “Good education is a product of collaboration”. Dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari budaya, kebijakan pemerintah, sampai taktik dan strategi untuk meningkatkan motivasi belajar dan mengajar. Motivasi adalah dorongan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang kerap terus melakukan aktivitas belajar dan mengajar. “Motivation 1.0 is simply that we have a drive for survival. Motivation 2.0 is based on the assumption that humans seek reward and avoid puni...

Obrolan di Meja Makan

Entri ini adalah kelanjutan dari obrolan gak penting di meja makan dan terkait dengan status yang dipasang salah satu temen kantor di whatsap-nya – “Menyibak Fenomenalitas Mangkuk Ayam Jago” Cerita ini timbul karena di ruang makan mess, tersedia dua jenis sendok berbeda bentuk, dimana salah satu bentuk sendok tidak lazim digunakan untuk makan. Cerita ini berlanjut ketika kami berempat berdebat mengenai bentuk sendok yang tidak lazim tersebut. Saya dan Candra merasa sendok tersebut tidak cocok digunakan untuk menyuap nasi, dikarenakan bentuknya yang bulat dan terlalu besar dan lebih cocok digunakan sebagai sendok sup. Salah satu teman membela diri dengan pernyataan bahwa sendok inilah yang biasanya digunakan orang-orang Korea untuk makan nasi. Namun, setelah kami bertiga menilik lebih lanjut, bentuk kepala sendok bisa jadi mirip dengan sendok-sendok yang biasa digunakan orang-orang Korea. Tapi dari segi panjang sendok, jelas sangat berbeda dengan sendok Korea, yang setidak...

One Point Five Degree of Separation

  Akhir-akhir ini saya lagi seneng banget dengerin lagu-lagunya The Script. Dan disetiap ada kesempatan karaoke bareng temen-temen kantor, pasti setidaknya ada satu lagu The Script yang kita nyanyiin bareng. Irama yang dimainkan pada setiap lagunya enak banget untuk didengerin sebelum tidur, selagi di bus menuju kantor atau pulang dari kantor, atau selagi nunggu antrian mandi. Kesukaan saya pada lagu-lagu The Script berawal dari irama musiknya yang enak didengar. Entah lagu itu bercerita tentang apa, atau tentang siapa, pokoknya saya langsung jatuh hati pada semua lagunya. Berawal dari suka, saya mulai menyelami setiap lirik pada lagu-lagu The Script. Dan ternyata, hampir disetiap lagunya mengandung makna seorang "brokenhearted man", baik yang digambarkan secara frontal maupun secara eksplisit. Contohnya saja lagu yang paling sering diputer jaman kuliah dulu, “How can I move on when I still in love with you?” … “Thinking maybe you’ll come back here to ...