Langsung ke konten utama

Kangen Lampu!


Earth Hour 2014.

Gelap-gelapan sejam, gak ada lampu, sendirian, hape dimatikan, gak ada SMS-an ataupun whatsapp-an, serta browsing-browsing. Ternyata ini toh rasanya kecanduan. Setelah mematikan seluruh lampu di kamar, termasuk lampu kamar mandi. Saya sedikit menyingkap tirai di kamar saya. Berharap hari ini padang bulan. Hal pertama yang saya lakukan untuk mengisi waktu satu jam ini adalah mengambil air wudhu dilanjutkan shalat isya di kamar, gelap-gelapan. Awalnya setelah sholat, saya berencana untuk guling-guling di kasur saja. Ternyata ketika lampu mati, AC mati, suara bising AC yang biasanya terdengar malah berdengung di pikiran saya ketika saya hanya berdiam diri. Karena berasa terganggu dengan suara dengung tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk move on. Awalnya bongkar-bongkar stock snack yang tersisa di kamar, dan yang saya temukan hanya coklat Hershey’s dan Chic Choc. Setelah menghabiskan kedua coklat tersebut, muncul ide untuk skipping-an di dalam kamar. Alhasil, sisa waktu beberapa menit saya lakukan untuk berolah raga. Hahahhah. Tepat pukul 9.30 pm, alarm berbunyi, dan hal pertama yang saya lakukan adalah menekan tombol saklar.

Ide untuk berpartisipasi dalam Earth Hour kali ini datangnya dari email yang saya peroleh dari WWF. Intinya adalah “Take Action!”

One hour, 60 minutes, 3,600 seconds. And hundreds of millions of people. 

Kita diminta untuk berpartisipasi dengan mematikan lampu (listrik pada umumnya) pada hari Sabtu, 29 Maret 2014, pukul 8.30 pm, selama sejam, dimanapun kita berada.
Selain itu, selama bulan Maret kemaren department corporate communication di kantor head office rutin mengirimkan kami 3 email campaign terpisah mengenai tips-tips save the earth berikut ini. Selain anjuran untuk save electricity, masih ada juga anjuran lainnya untuk save water dan save paper.



Untuk point save electricity, anjuran untuk benar-benar mematikan computer selama jam makan siang pastilah sangat besar impact-nya jika dilakukan oleh seluruh karyawan di perusahaan apapun. Nyatanya selama ini selama jam makan siang, saya malahan menggunakannya untuk acara nonton film bareng teman-teman di kantor. Setelah menerima email tersebut, saya jadi merasa bersalah. Padahal jika anjuran sederhana tersebut saya implementasikan, pastilah secara langsung saya akan bisa menghemat penggunaan listrik, dan nilai positifnya lagi, saya dapat mengistirahatkan mata saya sejenak



Point kedua, save paper. Dari beberapa anjuran, ada tiga hal yang menurut saya sederhana. Dan lagi-lagi belum saya implementasikan. Pertama, menggunakan tas kain yang dibawa sendiri ketika berbelanja. Anjuran ini sudah didengungkan berulang kali oleh beaneka macam orang dan golongan, tapi tetap saja saya nakal, dengan tidak membawa tas ketika akan berbelanja. Kedua, anjuran untuk mengguakan sapu tangan daripada tisu. Anjuran ini sangat-sangat simple. Setelah makan, biasanya saya akan langsung mencuci tangan daripada membersihkan tangan dengan tisu. Tapi tetap saja, alat yang saya gunakan untuk mengeringkan tangan saya yang basah adalah tisu, bukannya sapu tangan. Terakhir, anjuran untuk menggunakan kertas dua sisi sudah saya implementasikan di kantor, bahkan dari jaman saya sekolah dulu. Kertas-kertas bekas yang ada di rumah atau di kantor biasanya akan saya gunakan sisi sebaliknya sebagai coretan dengan meng-klip kertas-kertas bekas tersebut menjadi buku catatan.  



Terakhir, save water. Elemen yang satu ini memang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia di bumi. Pernah nonton film berjudul “Waterworld” belum? Film sains fiksi ini mengisahkan tentang planet bumi dimasa depan yang sudah kehilangan sumber mata air tawarnya. Dan bahkan daratan di bumi sudah tenggelam oleh lautan dikarenan es di kutub utara dan selatan telah mencair, sehingga manusia harus beradaptasi terhadap lingkungan barunya, tanpa air dan tanpa tanah. Beberapa skop tanah yang masih bisa diselamatkan dari masa sebelumnya menjadi barang yang langka, sehingga bahan pangan yang berasal dari daratan menjadi komoditi yang harganya sangat mahal. Belum lagi, untuk memperoleh air tawar untuk memenuhi dahaga mereka, mereka sampai-sampai harus melakukan proses destilasi terhadap air seni-nya agar dapat diminum kembali. Hueeeekkkk.



Yah, pokoknya agar kejadian tersebut tidak menimpa kita atau anak cucu kita, mulai sekarang, dan mulai dari diri sendiri, sebaiknya kita lakukan saja semua anjuran diatas.

 Selamat mencoba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Clever Lands: Motivasi

Gegara punya anak (dan instagram), kebiasaan saya yang lama sempat menghilang. Yakni membaca dan menulis. Sekarang, sedikit sedikit saya ingin mengembalikan kebiasaan baik itu. Dimulai dari membaca. Usai membaca rasanya ingin menuangkannya dalam tulisan dan berbagi ke orang banyak. Gegara punya anak (juga), saya jadi gemar membaca buku parenting dan educating, salah satunya buku berjudul  Clever Lands.  Yang membandingkan sistem pendidikan di lima negara yang dianggap sukses dalam mendidik generasi muda. “Good education is a product of collaboration”. Dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari budaya, kebijakan pemerintah, sampai taktik dan strategi untuk meningkatkan motivasi belajar dan mengajar. Motivasi adalah dorongan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang kerap terus melakukan aktivitas belajar dan mengajar. “Motivation 1.0 is simply that we have a drive for survival. Motivation 2.0 is based on the assumption that humans seek reward and avoid puni...

Obrolan di Meja Makan

Entri ini adalah kelanjutan dari obrolan gak penting di meja makan dan terkait dengan status yang dipasang salah satu temen kantor di whatsap-nya – “Menyibak Fenomenalitas Mangkuk Ayam Jago” Cerita ini timbul karena di ruang makan mess, tersedia dua jenis sendok berbeda bentuk, dimana salah satu bentuk sendok tidak lazim digunakan untuk makan. Cerita ini berlanjut ketika kami berempat berdebat mengenai bentuk sendok yang tidak lazim tersebut. Saya dan Candra merasa sendok tersebut tidak cocok digunakan untuk menyuap nasi, dikarenakan bentuknya yang bulat dan terlalu besar dan lebih cocok digunakan sebagai sendok sup. Salah satu teman membela diri dengan pernyataan bahwa sendok inilah yang biasanya digunakan orang-orang Korea untuk makan nasi. Namun, setelah kami bertiga menilik lebih lanjut, bentuk kepala sendok bisa jadi mirip dengan sendok-sendok yang biasa digunakan orang-orang Korea. Tapi dari segi panjang sendok, jelas sangat berbeda dengan sendok Korea, yang setidak...

One Point Five Degree of Separation

  Akhir-akhir ini saya lagi seneng banget dengerin lagu-lagunya The Script. Dan disetiap ada kesempatan karaoke bareng temen-temen kantor, pasti setidaknya ada satu lagu The Script yang kita nyanyiin bareng. Irama yang dimainkan pada setiap lagunya enak banget untuk didengerin sebelum tidur, selagi di bus menuju kantor atau pulang dari kantor, atau selagi nunggu antrian mandi. Kesukaan saya pada lagu-lagu The Script berawal dari irama musiknya yang enak didengar. Entah lagu itu bercerita tentang apa, atau tentang siapa, pokoknya saya langsung jatuh hati pada semua lagunya. Berawal dari suka, saya mulai menyelami setiap lirik pada lagu-lagu The Script. Dan ternyata, hampir disetiap lagunya mengandung makna seorang "brokenhearted man", baik yang digambarkan secara frontal maupun secara eksplisit. Contohnya saja lagu yang paling sering diputer jaman kuliah dulu, “How can I move on when I still in love with you?” … “Thinking maybe you’ll come back here to ...