Gelap-gelapan
sejam, gak ada lampu, sendirian, hape dimatikan, gak ada SMS-an ataupun whatsapp-an, serta browsing-browsing. Ternyata ini toh
rasanya kecanduan. Setelah mematikan seluruh lampu di kamar, termasuk lampu
kamar mandi. Saya sedikit menyingkap tirai di kamar saya. Berharap hari ini
padang bulan. Hal pertama yang saya lakukan untuk mengisi waktu satu jam ini
adalah mengambil air wudhu dilanjutkan shalat isya di kamar, gelap-gelapan.
Awalnya setelah sholat, saya berencana untuk guling-guling di kasur saja.
Ternyata ketika lampu mati, AC mati, suara bising AC yang biasanya terdengar
malah berdengung di pikiran saya ketika saya hanya berdiam diri. Karena berasa
terganggu dengan suara dengung tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk move on. Awalnya bongkar-bongkar stock
snack yang tersisa di kamar, dan yang saya temukan hanya coklat Hershey’s dan
Chic Choc. Setelah menghabiskan kedua coklat tersebut, muncul ide untuk skipping-an di dalam kamar. Alhasil,
sisa waktu beberapa menit saya lakukan untuk berolah raga. Hahahhah. Tepat
pukul 9.30 pm, alarm berbunyi, dan hal pertama yang saya lakukan adalah menekan
tombol saklar.
Ide
untuk berpartisipasi dalam Earth Hour kali ini datangnya dari email yang saya
peroleh dari WWF. Intinya adalah “Take Action!”
One hour, 60
minutes, 3,600 seconds. And hundreds of millions of people.
Kita
diminta untuk berpartisipasi dengan mematikan lampu (listrik pada umumnya) pada
hari Sabtu, 29 Maret 2014, pukul 8.30 pm, selama sejam, dimanapun kita berada.
Selain
itu, selama bulan Maret kemaren department corporate communication di kantor
head office rutin mengirimkan kami 3 email campaign terpisah mengenai tips-tips
save the earth berikut ini. Selain
anjuran untuk save electricity, masih
ada juga anjuran lainnya untuk save water
dan save paper.
Untuk
point save electricity, anjuran untuk
benar-benar mematikan computer selama jam makan siang pastilah sangat besar impact-nya jika dilakukan oleh seluruh
karyawan di perusahaan apapun. Nyatanya selama ini selama jam makan siang, saya
malahan menggunakannya untuk acara
nonton film bareng teman-teman di kantor. Setelah menerima email tersebut, saya
jadi merasa bersalah. Padahal jika anjuran sederhana tersebut saya
implementasikan, pastilah secara langsung saya akan bisa menghemat penggunaan
listrik, dan nilai positifnya lagi, saya dapat mengistirahatkan mata saya sejenak
Point
kedua, save paper. Dari beberapa
anjuran, ada tiga hal yang menurut saya sederhana. Dan lagi-lagi belum saya
implementasikan. Pertama, menggunakan tas kain yang dibawa sendiri ketika
berbelanja. Anjuran ini sudah didengungkan berulang kali oleh beaneka macam
orang dan golongan, tapi tetap saja saya nakal,
dengan tidak membawa tas ketika akan berbelanja. Kedua, anjuran untuk
mengguakan sapu tangan daripada tisu. Anjuran ini sangat-sangat simple. Setelah
makan, biasanya saya akan langsung mencuci tangan daripada membersihkan tangan
dengan tisu. Tapi tetap saja, alat yang saya gunakan untuk mengeringkan tangan
saya yang basah adalah tisu, bukannya sapu tangan. Terakhir, anjuran untuk
menggunakan kertas dua sisi sudah saya implementasikan di kantor, bahkan dari
jaman saya sekolah dulu. Kertas-kertas bekas yang ada di rumah atau di kantor
biasanya akan saya gunakan sisi sebaliknya sebagai coretan dengan meng-klip
kertas-kertas bekas tersebut menjadi buku catatan.
Terakhir,
save water. Elemen yang satu ini
memang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia di bumi. Pernah nonton film
berjudul “Waterworld” belum? Film sains fiksi ini mengisahkan tentang planet
bumi dimasa depan yang sudah kehilangan sumber mata air tawarnya. Dan bahkan
daratan di bumi sudah tenggelam oleh lautan dikarenan es di kutub utara dan
selatan telah mencair, sehingga manusia harus beradaptasi terhadap lingkungan
barunya, tanpa air dan tanpa tanah. Beberapa skop tanah yang masih bisa
diselamatkan dari masa sebelumnya menjadi barang yang langka, sehingga bahan
pangan yang berasal dari daratan menjadi komoditi yang harganya sangat mahal.
Belum lagi, untuk memperoleh air tawar untuk memenuhi dahaga mereka, mereka
sampai-sampai harus melakukan proses destilasi terhadap air seni-nya agar dapat
diminum kembali. Hueeeekkkk.
Yah, pokoknya agar kejadian
tersebut tidak menimpa kita atau anak cucu kita, mulai sekarang, dan mulai dari
diri sendiri, sebaiknya kita lakukan saja semua anjuran diatas.
Selamat mencoba.
Komentar
Posting Komentar