Sejak Agustus 2012, saya merantau ke Borneo (atau kembali ke asal? *jadi bingung), tepatnya saya merantau ke Tanjung Tabalong, tempat kendaraan bermotor ber-plat DA berseliweran. Kota-kota di Kalimantan Selatan, sama halnya dengan Sumatera Selatan sering dikenal sebagai “Kota Seribu Sungai”. Salah satu teman di kantor mengaku, untuk sampai ke rumahnya saja dari pintu masuk Wara tempat dia bekerja, dia harus melewati tiga belas jembatan. Masyarakat Kalimatan Selatan yang tinggal di daerah yang dialiri banyak sungai, memanfaatkan kondisi geografisnya, salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan berniaga di tengah sungai, atau yang sering kita dengar dengan sebutan “Pasar Terapung”. Di pasar terapung, produk-produk yang dijual kebanyakan adalah buah-buahan dan sayur-sayuran, yang mana sering kali ditemukan para pedagang melakukan system barter. Pada bulan November, saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu pasar terapung di Muara Kuin, Banjarmasin. But, it’s rea...
berkisah dari bilik kamar 202. pindah ke bilik kamar 104. dan rumah nomor 45 di gang ke-7. what next?