Langsung ke konten utama

Belajar Dari Sejarah (1) – Bangsa Romawi

Saya ingin sedikit berbagi kisah awal saya tertarik belajar tentang topik ini. Mulanya saya menemukan sebuah artikel di internet yang mengatakan kalo nenek moyang bangsa romawi itu adalah Aysu bin Ishaq bin Ibrahim. Nah, saya penasaran dong. Apa benar bangsa yang besar itu masih keturunan dari nabi Ibrahim as. Yang saya tahu saat itu, Romawi itu kan ada di Roma, Italia. Jauh banget lo jarak antara Italia dengan Palestina. Jadi beneran kah ini?

Saya mulai lebih dalam lagi browsing di internet. Tapi informasi detail dan shahih tak kunjung didapat. Akhirnya saya menyerah. Tidak lama berselang, tadarus saya sudah masuk ke Surah Ar-Rum. Yang artinya  bangsa romawi.  Lah, ketemu lagi.


Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman.


Tuh kan, jadi penasaran lagi. Bangsa romawi menang berperang melawan siapa sih? Kenapa nabi Muhammad happy waktu tahu bangsa romawi menang? Lanjut baca footnote-nya, ternyata bangsa romawi saat itu menang melawan bangsa persia. Kaum muslimin ikut berbahagia, karena saat itu bangsa romawi adalah bangsa yang beragama Nasrani, sedang persia beragama Majusi, yang menyembah api dan berhala. Jadi kaum muslimin saat itu memang lebih memihak ke bangsa romawi, karena at least mereka masih percaya dengan Allah, nabi Isa as., dan Maryam.

Mulai lagi deh gali-gali tentang sejarah bangsa romawi. Dan ternyata, kekaisaran romawi itu terpecah menjadi dua. Ada romawi Barat dan ada romawi Timur. Dan romawi Timur ini berpusat di negara Turki. Atau saat itu namanya Byzantium. Dan beribukota di Konstantinopel. Atau sekarang namanya Istanbul. Sound familiar.

Terus, beberapa hari kemudian saya lihat sharing seseorang di insta story. Mbak Dece sharing tentang sosok Muhammad Al-Fatih yang fenomenal, yang berhasil mengalahkan dan menguasai kekaisaran romawi Timur. Wow, lagi lagi ketemu lagi sama topik bangsa romawi. Mbak Dece ini sangat merekomendasikan kita untuk baca buku tentang Muhammad Al-Fatih, karena banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari beliau, termasuk tentang parenting.

Oke. Akhirnya buku itu masuk dalam wishlist saya. Lah, takdir Allah. Tiba-tiba saya lihat buku itu ada di rumah saya. Bener-bener tiba-tiba terlihat sekilas oleh mata saya. Padahal sebelumnya saya mungkin sudah pernah lihat saat beberes. Tapi ngak begitu ngeh. Buku itu ada di kamar adek saya. Ternyata buku itu punya adek ipar  yang dititip di rumah, dan belum sempat dibawa ke Bogor. Gak pake lama, saya langsung semangat baca bukunya. Ternyata seunik itu ya perjalanan mencari ilmu. Allah Maha Baik ya, menuntun dan memudahkan kita mencari ilmu. Menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik. Yang awalnya penasaran dengan bangsa romawi, jadi bisa kenal lebih jauh dengan bangsa/suku Turki, dan Muhammad Al-Fatih.


Fakta sejarah, yang hari gini, saya baru tahu:

  • Hagia Sophia dulunya adalah sebuah gereja, ini saya sudah tahu. Tapi ternyata bangunan ini sudah ada sejak zaman nabi Muhammad masih hidup, ini saya baru tahu.

  • Orang Turki itu ternyata adalah masyarakat nomaden yang awalnya tinggal di daerah sekitaran Mongol dan China Timur. Namun, karena konflik dengan bangsa Mongol, akhirnya mereka migrasi ke barat. Mulai dari sini, bangsa Turki mengenal Islam dan mulai banyak yang memeluk agama Islam. Gak tanggung tanggung, mereka malahan menjadi kesatria pembela khilafah Islam. Nama kerennya ghazi.

  • Kesultanan terakhir, kesultanan Utsmani  itu ternyata sultannya bukan dari keturunan Arab, melainkan orang Turki.

  • Kisah mengenai bisyarah nabi Muhammad, tentang janji Allâh terhadap kemenangan Islam melawan bangsa Persia dan Romawi, tertuang dalam Al-Quran surah Al-Ahzab.

  • Overall, saya memang baru tahu dan baru kenal dengan sosok Muhammad Al-Fatih. Merasa malu dan sedih rasanya. Saya sampai buka-buka lagi buku pelajaran agama Islam SMP dan SMA. Dan memang dalam kurikulum angkatan 90an, untuk topik sejarah islam hanya ada satu atau dua bab yang dibahas dalam satu tahun ajaran. Dan materi disampaikan mirip seperti ketika kita membaca informasi di Wikipedia. Alhasil gak ada yang masuk ke ingatan.

Lanjut, saya tidak ingin membahas resensi bukunya ya (silahkan cus dibaca sendiri), hanya ingin sharing sisi parenting yang saya pelajari dari buku ustadz Felix Siauw:

  • Mehmet kecil banyak belajar dari dua syeikh terbaik pada masanya. Syeikh Al-Kurani dan Aaq Syamsuddin. Mereka tidak hanya mendidik Mehmed dengan ilmu-ilmunya. Mereka juga setiap hari menceritakan perjuangan Rasulullah, dan mendeskripsikan kepahlawanaan para sahabat dalam menegakkan Islam. Pelajaran yang dapat saya ambil dari secuil kisah ini adalah saya sebagai orang tua juga harus banyak berkisah. Jika saya ingin khalil menjadi dokter/leader/tentara/pengusaha, saya harus mulai dengan menceritakan suatu kisah tentang orang orang yang bisa ia teladani. Tidak hanya menuntut anak untuk terus belajar. Sehingga anak bisa mengambil sikap yang baik dalam menjalankan profesinya nanti.

  • Pengalaman diri ini yang memang masih banyak kurangnya, saya jadi kepikiran untuk iseng iseng mulai menyusun kurikulum agama untuk khalil. Saya mulai baca baca, untuk ilmu agama ini terbagi menjadi beberapa bagian. Mulai dari membangun aqidah, yang fokus pada rukun iman. Senang juga sudah banyak #bukuramahanak yang terkhusus membahas tentang iman kepada Allah. Banyak juga sharing di ig terkait #jawabdengantauhid, yang menekankan agar orang tua selalu mengaitkan seluruh pertanyaan dan kejadian yang dialami anak sehari hari dengan sang maha pencipta.

  • Terakhir, sesuai dengan point pada tulisan kali ini adalah ilmu terkait sejarah islam. Semacam PR yang besar buat saya, karena saya nol besar soal sejarah. Disini saya mulai memilih dan memilah sosok mana yang mau saya kenalkan ke khalil. Belajar sejarah itu ternyata seru karena bisa sekalian belajar geografi. Topik yang seru untuk di-explore. Selain harus paham lokasinya, kita juga harus tahu kisaran tahun kejadiannya, sehingga bisa saling mengaitkan dengan sejarah lainnya. Makanya saya sesuka itu dengan tulisan biografi Muhammad Al-Fatih yang ditulis oleh ustadz Felix Siauw, karena begitu runut dan ada penggalan penggalan petanya.

Mungkin ini buku terbaik yang saya baca di tahun 2020 ini.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Clever Lands: Motivasi

Gegara punya anak (dan instagram), kebiasaan saya yang lama sempat menghilang. Yakni membaca dan menulis. Sekarang, sedikit sedikit saya ingin mengembalikan kebiasaan baik itu. Dimulai dari membaca. Usai membaca rasanya ingin menuangkannya dalam tulisan dan berbagi ke orang banyak. Gegara punya anak (juga), saya jadi gemar membaca buku parenting dan educating, salah satunya buku berjudul  Clever Lands.  Yang membandingkan sistem pendidikan di lima negara yang dianggap sukses dalam mendidik generasi muda. “Good education is a product of collaboration”. Dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari budaya, kebijakan pemerintah, sampai taktik dan strategi untuk meningkatkan motivasi belajar dan mengajar. Motivasi adalah dorongan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang kerap terus melakukan aktivitas belajar dan mengajar. “Motivation 1.0 is simply that we have a drive for survival. Motivation 2.0 is based on the assumption that humans seek reward and avoid puni...

Obrolan di Meja Makan

Entri ini adalah kelanjutan dari obrolan gak penting di meja makan dan terkait dengan status yang dipasang salah satu temen kantor di whatsap-nya – “Menyibak Fenomenalitas Mangkuk Ayam Jago” Cerita ini timbul karena di ruang makan mess, tersedia dua jenis sendok berbeda bentuk, dimana salah satu bentuk sendok tidak lazim digunakan untuk makan. Cerita ini berlanjut ketika kami berempat berdebat mengenai bentuk sendok yang tidak lazim tersebut. Saya dan Candra merasa sendok tersebut tidak cocok digunakan untuk menyuap nasi, dikarenakan bentuknya yang bulat dan terlalu besar dan lebih cocok digunakan sebagai sendok sup. Salah satu teman membela diri dengan pernyataan bahwa sendok inilah yang biasanya digunakan orang-orang Korea untuk makan nasi. Namun, setelah kami bertiga menilik lebih lanjut, bentuk kepala sendok bisa jadi mirip dengan sendok-sendok yang biasa digunakan orang-orang Korea. Tapi dari segi panjang sendok, jelas sangat berbeda dengan sendok Korea, yang setidak...

One Point Five Degree of Separation

  Akhir-akhir ini saya lagi seneng banget dengerin lagu-lagunya The Script. Dan disetiap ada kesempatan karaoke bareng temen-temen kantor, pasti setidaknya ada satu lagu The Script yang kita nyanyiin bareng. Irama yang dimainkan pada setiap lagunya enak banget untuk didengerin sebelum tidur, selagi di bus menuju kantor atau pulang dari kantor, atau selagi nunggu antrian mandi. Kesukaan saya pada lagu-lagu The Script berawal dari irama musiknya yang enak didengar. Entah lagu itu bercerita tentang apa, atau tentang siapa, pokoknya saya langsung jatuh hati pada semua lagunya. Berawal dari suka, saya mulai menyelami setiap lirik pada lagu-lagu The Script. Dan ternyata, hampir disetiap lagunya mengandung makna seorang "brokenhearted man", baik yang digambarkan secara frontal maupun secara eksplisit. Contohnya saja lagu yang paling sering diputer jaman kuliah dulu, “How can I move on when I still in love with you?” … “Thinking maybe you’ll come back here to ...