Saya ingin
sedikit berbagi kisah awal saya tertarik belajar tentang topik ini. Mulanya
saya menemukan sebuah artikel di internet yang mengatakan kalo nenek moyang
bangsa romawi itu adalah Aysu bin Ishaq bin Ibrahim. Nah, saya penasaran dong.
Apa benar bangsa yang besar itu masih keturunan dari nabi Ibrahim as. Yang
saya tahu saat itu, Romawi itu kan ada di Roma, Italia. Jauh banget lo jarak
antara Italia dengan Palestina. Jadi beneran kah ini?
Saya mulai lebih
dalam lagi browsing di internet. Tapi informasi detail dan shahih tak kunjung
didapat. Akhirnya saya menyerah. Tidak lama berselang, tadarus saya sudah masuk
ke Surah Ar-Rum. Yang artinya bangsa romawi.
Lah, ketemu lagi.
Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman.
Tuh kan, jadi
penasaran lagi. Bangsa romawi menang berperang melawan siapa sih? Kenapa nabi
Muhammad happy waktu tahu bangsa romawi menang? Lanjut baca footnote-nya,
ternyata bangsa romawi saat itu menang melawan bangsa persia. Kaum muslimin
ikut berbahagia, karena saat itu bangsa romawi adalah bangsa yang beragama
Nasrani, sedang persia beragama Majusi, yang menyembah api dan berhala. Jadi
kaum muslimin saat itu memang lebih memihak ke bangsa romawi, karena at least
mereka masih percaya dengan Allah, nabi Isa as., dan Maryam.
Mulai lagi deh
gali-gali tentang sejarah bangsa romawi. Dan ternyata, kekaisaran romawi itu
terpecah menjadi dua. Ada romawi Barat dan ada romawi Timur. Dan romawi Timur
ini berpusat di negara Turki. Atau saat itu namanya Byzantium. Dan beribukota
di Konstantinopel. Atau sekarang namanya Istanbul. Sound familiar.
Terus, beberapa
hari kemudian saya lihat sharing seseorang di insta story. Mbak Dece sharing tentang sosok Muhammad Al-Fatih yang fenomenal, yang berhasil
mengalahkan dan menguasai kekaisaran romawi Timur. Wow, lagi lagi ketemu lagi
sama topik bangsa romawi. Mbak Dece ini sangat merekomendasikan kita untuk baca
buku tentang Muhammad Al-Fatih, karena banyak pelajaran yang bisa kita ambil
dari beliau, termasuk tentang parenting.
Oke. Akhirnya
buku itu masuk dalam wishlist saya. Lah, takdir Allah. Tiba-tiba saya lihat
buku itu ada di rumah saya. Bener-bener tiba-tiba terlihat sekilas oleh mata saya. Padahal sebelumnya saya mungkin sudah pernah lihat saat beberes. Tapi ngak begitu ngeh. Buku itu ada di kamar adek saya. Ternyata buku itu punya
adek ipar yang dititip di rumah, dan
belum sempat dibawa ke Bogor. Gak pake lama, saya langsung semangat baca
bukunya. Ternyata seunik itu ya perjalanan mencari ilmu. Allah Maha Baik ya,
menuntun dan memudahkan kita mencari ilmu. Menggantikannya dengan sesuatu yang
lebih baik. Yang awalnya penasaran dengan bangsa romawi, jadi bisa kenal lebih
jauh dengan bangsa/suku Turki, dan Muhammad Al-Fatih.
Fakta sejarah, yang hari gini, saya baru tahu:
- Hagia Sophia dulunya adalah sebuah gereja, ini saya sudah tahu. Tapi ternyata bangunan ini sudah ada sejak zaman nabi Muhammad masih hidup, ini saya baru tahu.
- Orang
Turki itu ternyata adalah masyarakat nomaden yang awalnya tinggal di daerah
sekitaran Mongol dan China Timur. Namun, karena konflik dengan bangsa Mongol,
akhirnya mereka migrasi ke barat. Mulai dari sini, bangsa Turki mengenal Islam dan mulai banyak yang
memeluk agama Islam. Gak tanggung tanggung,
mereka malahan menjadi kesatria pembela khilafah Islam. Nama kerennya ghazi.
- Kesultanan terakhir, kesultanan Utsmani itu ternyata sultannya bukan dari keturunan Arab, melainkan orang Turki.
- Kisah mengenai bisyarah nabi Muhammad, tentang janji Allâh terhadap kemenangan Islam melawan bangsa Persia dan Romawi, tertuang dalam Al-Quran surah Al-Ahzab.
- Overall, saya memang baru tahu dan baru kenal dengan sosok Muhammad Al-Fatih. Merasa malu dan sedih rasanya. Saya sampai buka-buka lagi buku pelajaran agama Islam SMP dan SMA. Dan memang dalam kurikulum angkatan 90an, untuk topik sejarah islam hanya ada satu atau dua bab yang dibahas dalam satu tahun ajaran. Dan materi disampaikan mirip seperti ketika kita membaca informasi di Wikipedia. Alhasil gak ada yang masuk ke ingatan.
Lanjut, saya tidak ingin membahas resensi bukunya ya (silahkan cus dibaca sendiri), hanya ingin sharing sisi parenting yang saya pelajari dari buku ustadz Felix Siauw:
- Mehmet kecil banyak belajar dari dua syeikh terbaik pada masanya. Syeikh Al-Kurani dan Aaq Syamsuddin. Mereka tidak hanya mendidik Mehmed dengan ilmu-ilmunya. Mereka juga setiap hari menceritakan perjuangan Rasulullah, dan mendeskripsikan kepahlawanaan para sahabat dalam menegakkan Islam. Pelajaran yang dapat saya ambil dari secuil kisah ini adalah saya sebagai orang tua juga harus banyak berkisah. Jika saya ingin khalil menjadi dokter/leader/tentara/pengusaha, saya harus mulai dengan menceritakan suatu kisah tentang orang orang yang bisa ia teladani. Tidak hanya menuntut anak untuk terus belajar. Sehingga anak bisa mengambil sikap yang baik dalam menjalankan profesinya nanti.
- Pengalaman diri ini yang memang masih banyak kurangnya, saya jadi kepikiran untuk iseng iseng mulai menyusun kurikulum agama untuk khalil. Saya mulai baca baca, untuk ilmu agama ini terbagi menjadi beberapa bagian. Mulai dari membangun aqidah, yang fokus pada rukun iman. Senang juga sudah banyak #bukuramahanak yang terkhusus membahas tentang iman kepada Allah. Banyak juga sharing di ig terkait #jawabdengantauhid, yang menekankan agar orang tua selalu mengaitkan seluruh pertanyaan dan kejadian yang dialami anak sehari hari dengan sang maha pencipta.
- Terakhir, sesuai dengan point pada tulisan kali ini adalah ilmu terkait sejarah islam. Semacam PR yang besar buat saya, karena saya nol besar soal sejarah. Disini saya mulai memilih dan memilah sosok mana yang mau saya kenalkan ke khalil. Belajar sejarah itu ternyata seru karena bisa sekalian belajar geografi. Topik yang seru untuk di-explore. Selain harus paham lokasinya, kita juga harus tahu kisaran tahun kejadiannya, sehingga bisa saling mengaitkan dengan sejarah lainnya. Makanya saya sesuka itu dengan tulisan biografi Muhammad Al-Fatih yang ditulis oleh ustadz Felix Siauw, karena begitu runut dan ada penggalan penggalan petanya.
Mungkin ini buku
terbaik yang saya baca di tahun 2020 ini.
Komentar
Posting Komentar