Langsung ke konten utama

Can't wait to see u again!

Akhirnya. Entri pertama di tahun 2016 terbit juga.
Sanking semangatnya, rasanya ingin mengulas momen-momen yang tak terlupakan dan tidak ingin dilupakan.

Perjalanan 5 hari 4 malam yang berasa singkat.
Berkedok reuni-an, kami bertiga kabur dari rutinitas pekerjaan.
Datang dari tiga titik yang berbeda; Surabaya, Palembang, dan Batam.
Akhirnya kami bertiga bertemu kembali di surau stasiun Pasar Seni, Kuala Lumpur, setelah hampir genap empat tahun tidak bertemu.

Baru ketemu aja sudah heboh.
Ada yang nyasar, salah naik jurusan LRT dan ada yang gak bisa keluar stasiun karena salah turun stasiun LRT. Hayoo lo siapa?

Capek kalau menulis rundown itinerary jalan-jalan kami di blog ini. Kurang efektif juga kalau mendeskripsikan keindahan tempat-tempat yang kami datangi. Karena sudah banyak blog yang membahas tempat-tempat tersebut. Karena pada dasarnya, kami bertiga mengunjungi spot-spot yang mainstream.

Kalau habis jalan-jalan begini, paling seru memandangi foto-foto yang di-jepret. Bisa bikin ketawa-ketawa sendiri. Berikut seklumit potongan gambar yang bisa mem-flash back ingatan kami tentang kisah-kisah seru kami:


Pacific Express Hotel - Hotel tempat kami menginap malam pertama.
Berjuang supaya dapat harga murah, kami booking hotel via Agoda.com di depan resepsionis hotel.
Parahnya lagi. Kami check-in di kamar private yang harusnya untuk 2 orang saja.
Minusnya hotel ini, kamar mandinya semi transparan.
Jadi kalau mandi, harus matikan lampu, supaya lekuk tubuh kami yang mulai menggempal, gak ketahuan.
Kesimpulannya: hotel ini (kamar ini), lebih cocok buat para pasangan yang sedang honeymoon. Titik.

Foto editan dari kamera Miranda. Maksa, supaya bisa foto bertiga full body.
Dua foto dijadikan satu.
Gegara jalan tengah malam, gak ada orang yang bisa dimintakan tolong untuk fotoin.
Tebak, dimanakah potongan dua foto tersebut?

Ketemu keluarga yang so sweet banget. Apalagi sang Ayah.
Suka lihat tingkah lincah sang Ayah sewaktu mencium kening anak gadisnya.
Semoga sakinah mawaddah warrahmah.
Maaf, upload foto tanpa meminta ijin terlebih dulu. 

 Action dulu, sebelum ngos-ngos-an mendaki 272 anak tangga di siang bolong.


Pertama dengar nama artis ini, sewaktu nonton salah satu episode Upin Ipin. "P. Ramlee"
Ternyata artis jaman dulu ini wajahnya ganteng dan suka nge-banyol.
Dapat kesempatan nonton salah satu filmnya "Pendekar Bujang Lapok" di hotel Riverfront - Melaka.
Berkisah tentang anak muda yang jatuh cinta pada anak seorang pendekar.
Demi mendekati si gadis jelita, P. Ramlee rela berguru kepada ayah sang gadis bersama dua temannya. 

Melaka - The UNESCO Heritage City memang keren banget.
Red square-nya yang menawan. River cruise-nya yang romantis senja-senja.
Rickshaw-nya yang rame dari hiasannya sampai suaranya.
Cocok sebagai destinasi wisata bersama keluarga/teman/kekasih.
Disarankan mampir ke Melaka jika berlibur ke Kuala Lumpur (+/- 2 jam perjalanan darat) 

Rekomendasi buat yang mau cicipin chicken rice ball halal di Melaka.
Kalau di kasih peringkat, makanan di Ee Ji Ban ini yang terenak selama perjalanan 5 hari 4 malam.
Mungkin karena siang itu kita kelaparan, kecapekan, dan kepanasan.
Jadinya lahap banget makannya.
Menu yang kami pesan: rice ball with chicken roasted dan sayuran baby kailan.

Idenya, kepingin foto bareng seperti ketiga karakter Sun Go Kong imut diatas.
Gagal lagi, karena gak berani minta tolong orang buat fotoin.
Takut ketahuan noraknya.
Patung ini di pajang sebagai peringatan hari raya Imlek,
memasuki tahun baru China - monyet emas

Berkenalan dengan Mr. Desmon.
Mister bersuara serak-serak basah ini kalau senyum sumringah sekali.
Suaranya yang menggelegar, bagaikan ada microphone di dalam tenggorokannya.
Mister ini, jago juga main gitar.

Waiting for romantic dinner, di pinggiran sungai Melaka. Dutch Harbour.
Walau ini jadi dinner termahal kami (RM 105), tapi cukup puas sama pelayanannya dan makanannya.
Ngobrol lama banget disini. Kebawa suasana mungkin.
Pesanan kami; chicken rice, beef steak, dan omelet cincalok, plus extra makanan yang salah antar.
***** buat restoran ini.

Perjuangan untuk sampai ke tempat ini. "Colmar Tropicale"
Buru-buru dari Melaka langsung ke Berjaya Times Square, untuk mengejar bus pukul 13.00.
Eng ing eng, ternyata mereka merubah schedule keberangkatan menjadi pukul 12.00.
Alhasil, kami rental taxi bolak balik KL-Berjaya Hills seharga RM 240.

Bertemu taxi driver yang kasih harga lumayan buat kami menuju french village.
Browsing di blog orang, biasanya ditarikin RM 300 pulang-pergi.
Bang Jamel Abu Bakar ini orangnya kocak kalo lagi ngobrol.
Uniknya lagi, sewaktu kami mulai memasuki wilayah Berjaya Hills,
yang notabene kanan kiri hutan, tiba-tiba hape si abang ini berdering keras layaknya suara kuntilanak.
khhhiiiikhhiiiiiii.
Lah kok nge-pas, jalanan pas lagi sepi, suara kuntilanak yang terdengar.

Kata orang, "Gak ke Kuala Lumpur kalo belum berkunjung ke menara Petronas"
Awalnya kami mau nyerah. Karena sampai malam terakhir kami belum sempat ke KLCC.
Check in di My Hotel dekat KL Sentral pukul 11.00 malam, kami langsung cabut keluar hotel lagi.
Nyegat taxi argo, kami meluncur menuju si menara kembar ini.
Beruntung masih sempat foto pas lampu gedung masih menyala terang.
Karena, tepat pukul 12.00 malam, lampu gedung tersebut dimatikan total. Jleeepp * 


# Catatan Akhir Perjalanan:

Sempat kecewa banget. Karena kami bertiga membeli cincalok khas Melaka untuk diberikan kepada emak masing-masing. Dan ternyata, cincalok kami langsung disita petugas bandara di KLIA2. Mungkin saran kedepannya, bagi teman-teman yang berniat membawa oleh-oleh berupa cincalok, sebaiknya, cincalok yang dibeli dikeluarkan dari botol aslinya, dan dipindahkan ke dalam plastik es batu saja! Semoga sukses, dan cincaloknya lolos dari incaran mesin x-ray.



Komentar

  1. Mbak, ini sekamar bertiga amankah? Masuknya berdua trus ada yg nyusul gitu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya kemarin kami cobain 3 hotel yang berbeda. 1 hotel di daerah chinatown, Pacific Express - standard room 483K. Ini hotel cuman kita pake sehari. dan karena order standard room, jadi satu orang masuknya nyusul. dijemput. terus naik lift bareng.

      Kalo untuk hotel di Melaka, hotel Riverfront, standard room. 320K. Karena kita check in udah kemaleman jadi gak bisa diam-diam nyusup. extra person kena charge RM 63

      Terakhir hotel di little India, KL, My Hotel, triple room kena 460K

      Hapus
  2. Bu Caniii aku mendarat di sini 8 tahun kemudiaaan. Yaampun *Ngelap air mata

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Clever Lands: Motivasi

Gegara punya anak (dan instagram), kebiasaan saya yang lama sempat menghilang. Yakni membaca dan menulis. Sekarang, sedikit sedikit saya ingin mengembalikan kebiasaan baik itu. Dimulai dari membaca. Usai membaca rasanya ingin menuangkannya dalam tulisan dan berbagi ke orang banyak. Gegara punya anak (juga), saya jadi gemar membaca buku parenting dan educating, salah satunya buku berjudul  Clever Lands.  Yang membandingkan sistem pendidikan di lima negara yang dianggap sukses dalam mendidik generasi muda. “Good education is a product of collaboration”. Dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari budaya, kebijakan pemerintah, sampai taktik dan strategi untuk meningkatkan motivasi belajar dan mengajar. Motivasi adalah dorongan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang kerap terus melakukan aktivitas belajar dan mengajar. “Motivation 1.0 is simply that we have a drive for survival. Motivation 2.0 is based on the assumption that humans seek reward and avoid puni...

Obrolan di Meja Makan

Entri ini adalah kelanjutan dari obrolan gak penting di meja makan dan terkait dengan status yang dipasang salah satu temen kantor di whatsap-nya – “Menyibak Fenomenalitas Mangkuk Ayam Jago” Cerita ini timbul karena di ruang makan mess, tersedia dua jenis sendok berbeda bentuk, dimana salah satu bentuk sendok tidak lazim digunakan untuk makan. Cerita ini berlanjut ketika kami berempat berdebat mengenai bentuk sendok yang tidak lazim tersebut. Saya dan Candra merasa sendok tersebut tidak cocok digunakan untuk menyuap nasi, dikarenakan bentuknya yang bulat dan terlalu besar dan lebih cocok digunakan sebagai sendok sup. Salah satu teman membela diri dengan pernyataan bahwa sendok inilah yang biasanya digunakan orang-orang Korea untuk makan nasi. Namun, setelah kami bertiga menilik lebih lanjut, bentuk kepala sendok bisa jadi mirip dengan sendok-sendok yang biasa digunakan orang-orang Korea. Tapi dari segi panjang sendok, jelas sangat berbeda dengan sendok Korea, yang setidak...

One Point Five Degree of Separation

  Akhir-akhir ini saya lagi seneng banget dengerin lagu-lagunya The Script. Dan disetiap ada kesempatan karaoke bareng temen-temen kantor, pasti setidaknya ada satu lagu The Script yang kita nyanyiin bareng. Irama yang dimainkan pada setiap lagunya enak banget untuk didengerin sebelum tidur, selagi di bus menuju kantor atau pulang dari kantor, atau selagi nunggu antrian mandi. Kesukaan saya pada lagu-lagu The Script berawal dari irama musiknya yang enak didengar. Entah lagu itu bercerita tentang apa, atau tentang siapa, pokoknya saya langsung jatuh hati pada semua lagunya. Berawal dari suka, saya mulai menyelami setiap lirik pada lagu-lagu The Script. Dan ternyata, hampir disetiap lagunya mengandung makna seorang "brokenhearted man", baik yang digambarkan secara frontal maupun secara eksplisit. Contohnya saja lagu yang paling sering diputer jaman kuliah dulu, “How can I move on when I still in love with you?” … “Thinking maybe you’ll come back here to ...