Entri kali ini tidak lain dan tidak bukan didasari dari fenomena yang sedang nge-boom-ing di awal tahun 2015. Apalagi kalau bukan euphoria batu akik. Ketertarikan terhadap batu akik tidak hanya menjamah warga kalangan atas, tapi juga menengah ke bawah. Tidak hanya bapak-bapak dan ibu-ibu, tapi juga anak-anak. Tidak hanya di Kalimantan, tapi hampir di seluruh wilayah Indonesia raya. bayi ikutan demam batu akik Tidak usah jauh-jauh, di kantor sendiri, sudah mulai banyak pria-pria yang menggunakan cincin beraneka warna ini. Secara tidak langsung ketika berdiskusi dengan mereka, mata saya akan langsung beralihperhatian ke jari-jari mereka. Mengamati setiap keunikan dari motif-motif batu akik tersebut. Saya sendiri kurang tertarik untuk menggunakan cincin batu akik. Karena pada dasarnya aksesoris yang sewajarnya menempel pada tangan saya hanyalah jam tangan saja. Kalimantan Selatan itu sendiri sudah sejak dulu kala terkenal sebagai kota intan-permata, khususnya...
berkisah dari bilik kamar 202. pindah ke bilik kamar 104. dan rumah nomor 45 di gang ke-7. what next?