Langsung ke konten utama

Bonek Suroboyo

Menurut wikipedia, istilah “Bonek” merupakan akronim bahasa Jawa dari kata Bondho Nekat (modal nekat). Istilah “Bonek”, biasanya ditujukan kepada sekelompok pendukung atau supporter kesebelasan Persebaya Surabaya.

Untuk judul entri kali ini, saya pikir paling cocok jika menggunakan judul “Bonek Suroboyo.” Walaupun kami bukan penggemar Persebaya, ikhtiar dibarengi dengan bondho nekat kali ini, sukses membawa kami sampai ke tanah Dewi Anjani. Yeyyy. \m/

Berikut kenekatan-kenekatan yang berhasil dirangkum:
  1. Gak rajin olahraga, nekat mendaki gunung.
  2. Gak pernah naik gunung, nekat mendaki gunung tertinggi kedua di Indonesia, gunung Rinjani, di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (3726 mdpl).
  3. Sudah tahu medan pendakian Rinjani berat, nekat ngajak orang tua mendaki gunung.
  4. Mendaki berlima, tetap nekat menyewa dua tenda dome dan hanya tiga sleeping bag.
  5. Bawa tenda, pakaian, dan stok logistic untuk lima orang, tapi nekat gak mau nyewa porter, malahan dibawa sendiri, cuman gara-gara tariff per harinya Rp 170,000.
  6. Bawa stok logistic untuk tiga hari dua malam, malahan nekat nge-camp sampai lima hari empat malam.
  7. Demi menyambangi danau Segara Anak, nekat memilih jalur pendakian Senaru, yang terkenal akan medannya yang jauh lebih melelahkan dibandingkan jalur Sembalun. Padahal, umumnya, kalau niat utamanya mendaki sampai ke puncak Rinjani, sangat disarankan untuk memulai pendakian dari Sembalun Lawang. Jadi kesannya, kami sekeluarga “melawan arus” pendakian. Dan nyatanya, setelah dijalani, jalur pendakian Senaru -  Segara Anak memang jauh lebih ekstrem dibandingkan jalur Sembalun – Segara Anak. Tapi, yasudah lah, seperti kata pepatah “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.” 
  8. Terakhir, sebagai penutup perjalanan kami di tanah dewi Anjani, kami nekat mengakhiri pendakian hingga keluar ke pintu di desa Bawa Nao, bukan Sembalun Lawang. Padahal hari itu sudah gelap, dan kami semua gak tahu arah.
Turun dari Plawangan Sembalun, seharusnya kami menuju ke pintu keluar Sembalun. Namun, karena saran dari penduduk lokal, kami mengubah haluan ke pintu keluar Bawa Nao.
Rute yang dilewati adalah: dari pos 1 Sembalun, melewati dua jembatan. Pada persimpangan setelah jembatan kedua belok ke kiri. Menyusuri bukit dipinggiran hutan, masuk ke hutan, keluar hutan. Dari sini kita sudah dapat melihat lampu-lampu desa. Namun, seperti kata para penduduk lokal yang kami temui, desa tersebut “Dekat dimata, jauh di kaki.” Dan benar saja, sebelum sampai ke desa tersebut kami harus menyebrangi dua sungai yang sudah mengering dan berjalan menyusuri bukit yang panjaaaannnnggg banget, sampai bertemu sawah penduduk desa Bawa Nao. Fiuuhhh. Akhirnya pendakian Rinjani berakhir disini.

View Segara Anak dari Plawangan Senaru
View Segara Anak dari Plawangan Sembalun

Gunung Barujari
Terbitan 1998

Menurut saya pribadi, perjalanan mendaki Rinjani, ber-bondho nekat kali ini sangat berkesan sekali. Unforgetable moment, dah. Kesan paling mendalam yang saya rasakan adalah sebagai berikut:

1.     Rasa-rasanya, setiap orang yang kami temui dijalan, sudah seperti kawan lama. Pertanyaan standar yang biasanya dilontarkan ketika bertemu adalah “Asalnya darimana? Tadi berangkat dari mana? Berangkat jam berapa? Mendaki bareng berapa orang?” Dan obrolan selanjutnya akan mengalir begitu saja seperti bercerita ke teman dekat. Memang benar kata pepatah, “Travelling, it makes you lonely, then gives you a friend. It leaves you speechless, then turns you into a storyteller.”

2.      Saling berbagi. Barang yang paling berharga ketika melakukan pendakian adalah air minum layak minum. Saya sendiri beberapa kali memdapatkan tawaran air minum dari pendaki lainnya. Di jalur pendakian yang saya lewati, ada beberapa mata air. (1) Pos 2 Senaru, berupa genangan air pada batu-batu kali pada sungai yang sudah mengering. Air yang kami peroleh agak kotor, sehingga hanya kami gunakan untuk memasak. Namun info dari teman pendaki lainnya, jika kita berjalan sedikit lebih ke bawah, kita dapat menemukan pasir hitam, yang jika kita gali, maka akan keluar mata air yang lebih bersih. (2) Pos Segara Anak. Posisinya bersebrangan dengan hot spring.  Mata air disini keluar dari tebing, dan dapat langsung diminum. (3) Pos Plawangan Sembalun, berupa air yang mengalir dari tebing, dengan debit air yang cukup besar. (4) Pos 2 Sembalun, berupa air yang keluar dari tebing dengan debit air yang sangaaattt kecil. Dari sini, ayah mendapatkan sharing ilmu dari seorang porter. Jika kita mengisi air ke botol Aqua 1.5 L, langsung dari tetesan air di tebing, maka akan memakan waktu hingga 1 jam/botol. Maka idenya, porter tersebut menggunakan kertas yang kedap air sebagai stopper. Sehingga, tetesan air tersebut akan mengumpul di stopper, dan air yang mengalir ke botol akan lebih deras.
Selain air, kami juga mendapatkan sumbangan ikan segar yang dipancing langsung dari danau Segara Anak. Walau dibakar tanpa bumbu, rasanya tetap yummmyyy.


Makanan paling maknyuss
3.      Bertemu beragam orang. Gn. Rinjani ternyata cukup terkenal, dan banyak didaki oleh orang dari segala daerah, umur, dan profesi. Bahkan saya sempat berjumpa dengan beberapa anak berusia sekitar 3-4 tahun di Plawangan Senaru. Woooowww. Serunya lagi, kami sempat bertemu dengan 200an pelari MOUNTAIN RINJANI ULTRA dari berbagai Negara. Rute yang mereka lewati adalah Senaru Lawang – Plawangan Sembalun – Puncak Rinjani – Plawangan Sembalun – Pos 2 Sembalun – Plawangan Sembalun – Senaru Lawang. Dan rute tersebut harus mereka tempuh maksimal 22 jam. Hiiiyyyy. Sadis! Gilanya lagi, pelari tercepat dari Senaru Lawang ke Plawangan Sembalun bisa ditempuh dalam waktu 2 jam 40 menit. #Takjub.



View Puncak Rinjani dari Plawangan Sembalun

4.      Medan pendakian yang bervariasi. Dimulai dari mendaki hutan hujan tropis yang teduh. Semakin ke atas kita akan menemui banyak pandan hutan, dan pohon pinus. Selanjutnya adalah gunung batu yang banyak ditumbuhi bunga edelweiss. Sampai ke Plawangan Senaru dan turun ke danau Segara Anak, kita akan melewati tebing batu yang curam. Di puncak Rinjani sendiri, medan yang dilalui adalah bukit pasir, tanjakan krikil, tanjakan batu coral, tanjakan sirtu, dan terakhir adalah tanjakan batu kali, dipadu dengan deru angin sekencang angin pantai ketika badai. Wuuuuuzzzzz. Sayangnya, pada point inilah saya menyerah ketika akan mendaki puncak Rinjani. Dan yang sukses sampai ke puncak hanya ayah dan Tiara saja. Congratulation! Selanjutnya, dari Plawangan Sembalun turun ke Sembalun Lawang, kita akan menuruni bukit pasir yang terjal dan diakhiri dengan bukit savanna yang landai.


Give up Point
Me, at Give up Point
Congratulation!

5.       Kerjasama tim. Selain pembagian tugas untuk membawa barang, Tugas juga dibagi-bagi antara memasak, membangun tenda, mengambil air, dan lain-lain.


Rp 70,000/trip

Perjalanan menuju puncak:
1.       09.00 – 20.00      Senaru Lawang – Pos 3 Senaru
2.       08.00 – 21.00      Pos 3 Senaru – Danau Segara Anak
3.       13.00 – 19.00      Danau Segara Anak – Plawangan Sembalun
4.       02.00 – 11.00      Plawangan Sembalun – Puncak Rinjani (3726 mdpl)
5.       11.30 – 15.30      Puncak Rinjani – Plawangan Sembalun
6.       09.00 – 02.00      Plawangan Sembalun – Bawa Nao Lawang 

Trek Path #1
Trek Path #2
Trek Path #3
Trek Path #4
Trek Path #5


Trek Path #6

Promotion:
Kalau memang niat ingin mendaki Gn. Rinjani, teman-teman bisa langsung menghubungi bapak Nursaat (087-864-893-590). Tanyakan apapun yang kalian ingin ketahui, mintalah pertolongan untuk segala hal yang kalian bingungkan. Insya ALLAH, pak Nursaat akan siap membantu dengan service yang memuaskan. Dan yang paling penting, tersedia penginapan gratis sekadar untuk melepaskan lelah.

“Matur Tampi Asih”

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Clever Lands: Motivasi

Gegara punya anak (dan instagram), kebiasaan saya yang lama sempat menghilang. Yakni membaca dan menulis. Sekarang, sedikit sedikit saya ingin mengembalikan kebiasaan baik itu. Dimulai dari membaca. Usai membaca rasanya ingin menuangkannya dalam tulisan dan berbagi ke orang banyak. Gegara punya anak (juga), saya jadi gemar membaca buku parenting dan educating, salah satunya buku berjudul  Clever Lands.  Yang membandingkan sistem pendidikan di lima negara yang dianggap sukses dalam mendidik generasi muda. “Good education is a product of collaboration”. Dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari budaya, kebijakan pemerintah, sampai taktik dan strategi untuk meningkatkan motivasi belajar dan mengajar. Motivasi adalah dorongan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang kerap terus melakukan aktivitas belajar dan mengajar. “Motivation 1.0 is simply that we have a drive for survival. Motivation 2.0 is based on the assumption that humans seek reward and avoid puni...

Obrolan di Meja Makan

Entri ini adalah kelanjutan dari obrolan gak penting di meja makan dan terkait dengan status yang dipasang salah satu temen kantor di whatsap-nya – “Menyibak Fenomenalitas Mangkuk Ayam Jago” Cerita ini timbul karena di ruang makan mess, tersedia dua jenis sendok berbeda bentuk, dimana salah satu bentuk sendok tidak lazim digunakan untuk makan. Cerita ini berlanjut ketika kami berempat berdebat mengenai bentuk sendok yang tidak lazim tersebut. Saya dan Candra merasa sendok tersebut tidak cocok digunakan untuk menyuap nasi, dikarenakan bentuknya yang bulat dan terlalu besar dan lebih cocok digunakan sebagai sendok sup. Salah satu teman membela diri dengan pernyataan bahwa sendok inilah yang biasanya digunakan orang-orang Korea untuk makan nasi. Namun, setelah kami bertiga menilik lebih lanjut, bentuk kepala sendok bisa jadi mirip dengan sendok-sendok yang biasa digunakan orang-orang Korea. Tapi dari segi panjang sendok, jelas sangat berbeda dengan sendok Korea, yang setidak...

One Point Five Degree of Separation

  Akhir-akhir ini saya lagi seneng banget dengerin lagu-lagunya The Script. Dan disetiap ada kesempatan karaoke bareng temen-temen kantor, pasti setidaknya ada satu lagu The Script yang kita nyanyiin bareng. Irama yang dimainkan pada setiap lagunya enak banget untuk didengerin sebelum tidur, selagi di bus menuju kantor atau pulang dari kantor, atau selagi nunggu antrian mandi. Kesukaan saya pada lagu-lagu The Script berawal dari irama musiknya yang enak didengar. Entah lagu itu bercerita tentang apa, atau tentang siapa, pokoknya saya langsung jatuh hati pada semua lagunya. Berawal dari suka, saya mulai menyelami setiap lirik pada lagu-lagu The Script. Dan ternyata, hampir disetiap lagunya mengandung makna seorang "brokenhearted man", baik yang digambarkan secara frontal maupun secara eksplisit. Contohnya saja lagu yang paling sering diputer jaman kuliah dulu, “How can I move on when I still in love with you?” … “Thinking maybe you’ll come back here to ...