Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Kangen Lampu!

Earth Hour 2014. Gelap-gelapan sejam, gak ada lampu, sendirian, hape dimatikan, gak ada SMS-an ataupun whatsapp-an, serta browsing-browsing . Ternyata ini toh rasanya kecanduan. Setelah mematikan seluruh lampu di kamar, termasuk lampu kamar mandi. Saya sedikit menyingkap tirai di kamar saya. Berharap hari ini padang bulan. Hal pertama yang saya lakukan untuk mengisi waktu satu jam ini adalah mengambil air wudhu dilanjutkan shalat isya di kamar, gelap-gelapan. Awalnya setelah sholat, saya berencana untuk guling-guling di kasur saja. Ternyata ketika lampu mati, AC mati, suara bising AC yang biasanya terdengar malah berdengung di pikiran saya ketika saya hanya berdiam diri. Karena berasa terganggu dengan suara dengung tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk move on . Awalnya bongkar-bongkar stock snack yang tersisa di kamar, dan yang saya temukan hanya coklat Hershey’s dan Chic Choc. Setelah menghabiskan kedua coklat tersebut, muncul ide untuk skipping- an di dalam kamar. Alh...

Orang Tua Bijak, Bayi Ekonomis

Melihat banyaknya sepupu-sepupu dan teman-teman yang punya baby, ataupun para bumil-bumil di kantor yang bakal menjadi ibu, saya jadi tertarik untuk membahas masalah yang satu ini. Biasanya mereka akan sharing knowledge tentang rasanya mengandung, melahirkan, sampai membesarkan anak, yang nantinya, ujung-ujungnya bakalan menyerempet  ke masalah harga-harga barang bayi di toko, yang mana cukup menguras kantong para bapak-bapak. Contohnya aja popok-bayi-sekali-pakai (baca: pampers ) atau susu-bayi-nonASI. Kalau seorang bayi tiap enam jam sekali musti ganti popok, berarti dalam sehari bayi tersebut akan menghabiskan empat popok. Dimana harga rata-rata sebungkus popok-sekali-pakai isi 20 buah adalah 50,000 rupiah. Maka bisa dibayangkan uang yang akan dikeluarkan per bulannya untuk hanya membeli popok bayi saja, sekitar 300,000 rupiah. Belum lagi susu bayinya. Maka dari itu, berbanggahatilah anak-anak yang memiliki ibu yang masih mau repot-repot memakaikan bayi-bayinya popok...

Budget versus Actual

Berpuluh-puluh artikel di-web maupun entri di-blog yang membahas tentang tips liburan murah ke Singapore, nampaknya kurang signifikan ketika kurs dollar Singapore saat ini menembus angka 9,466 rupiah. Namun, karena tergiur dengan tiket murah Surabaya-Singapore yang bahkan harganya lebih murah ketimbang airport tax bandara internasional Juanda, akhirnya kami berangkat juga ke Singapore. Karena semua harga barang, makanan, transportasi, dan penginapan di Singapore mahal-mahal, akhirnya saya membuat budget itinerary sebelum berangkat ke Singapore sebagai alat kontrol supaya gak kalap ketika disana. Kita, orang Indonesia, terbiasa menggunakan mata uang dengan nominal yang mengandung minimal dua angka nol hingga lima angka nol. Jadi, ketika kita pergi ke Negara dengan pecahan uang bernominal rendah tapi bernilai besar, kita akan cenderung merasa harga barang di Negara tersebut murah. Misal, ketika kita melihat penjual es krim pinggir jalan yang menjual es krimnya dengan harga SGD 1...