#Umaylehh# |
Lah terus, untuk kita-kita yang terdampar di Kalimantan,
emangnya ada gunung yang bisa didaki. Gak
ada gunung, bukit pun jadi. Di Kalimantan Selatan sendiri terdapat satu
pegunungan yang cukup terkenal, yakni pegunungan Meratus (*dengan puncak
tertingginya sekitar hanya 1400 mdpl).
Dan di wilayah sekitar pegunungan Meratus ini, terdapat satu kecamatan yang
juga cukup terkenal akan wisata alamnya, yakni Loksado. Dua wisata alam yang
seru di Loksado adalah bamboo rafting
dan air terjun. Untuk mengisi liburan kali ini, kami memutuskan untuk trekking
mendaki bukit hingga mencapai air terjun.
Diawal jalur trekking, di kanan dan kiri jalan, akan kita
temui rumah-rumah penduduk asli keturunan suku Dayak (*disini masyarakatnya
sudah cukup modern, jadi beruntunglah teman saya yang keturunan setengah
Madura). Sebagian besar masyarakat disini menganut agama Hindu. Namun, ajaran
mereka agak sedikit berbeda dengan ajaran Hindu yang sering kita temui di Bali.
Hasil alam asli daerah Lokaso adalah kemiri dan kayu manis. Dua hasil alam ini
akan banyak kita temui di teras rumah penduduk, dan dapat langsung kita beli
dari penduduk sekitar.
Keputusan kami untuk trekking selama dua setengah jam di bawah terik matahari, dirasa cukup konyol oleh penduduk asli wilayah tersebut, yang mana mereka sendiri bahkan tidak pernah berjalan kaki sampai ke air terjun tersebut. Penduduk sekitar menyediakan jasa antar jemput sampai ke air terjun dengan mematok harga enam puluh lima ribu rupiah per orang dengan berkendara motor selama setengah jam. Hal yang paling saya takutkan adalah, setelah perjalanan yang melelahkan ini, dengan persediaan air minum yang terbatas, kami akan dikecewakan oleh kondisi air terjun dengan debit air yang mulai menipis (* pikiran bodoh ini terinspirasi oleh air terjun Kaliurang). Ketika kami berpapasan dengan seseorang, yang memberikan kabar baik, kalau air terjun tersebut sudah dekat, pikiran bodoh itu semakin menjadi-jadi, karena tidak ada suara gemericik air yang bisa kami dengar, bahkan ketika kami akan sampai ke tujuan!
Namun, setelah penantian panjang dan setelah bersusah payah menyeret kaki ini, akhirnya suara air yang dinanti-nanti terdengar juga. Aggghhhh, finally.
Komentar
Posting Komentar