Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

Coklat Kodok

Ngomong-ngomong tentang valentine dan berujung menyerempet ke coklat, saya jadi mulai penasaran tentang asal usul dari  white chocolate.  Kalau coklat itu berwarna cokelat ( brown ), lantas dari mana asal warna putih pada  white chocolate?  Kalau penasaran seperti ini, orang yang akan saya cari pertama kali pasti mbah Google. Dan setelah browsing-browsing, ternyata warna putih dari coklat putih bukan berasal dari pewarna melainkan lemak yang dihasilkan dari bijih coklat. Singkatnya, asal muasal sebuah coklat adalah dari bijih coklat. Bijih coklat ini kemudian dikeringkan di bawah terik matahari. Selanjutnya, bijih coklat yang telah dikeringkan dipanggang selayaknya bijih kopi dan kulit dari bijih coklat dipisahkan, yang kemudian dikenal dengan istilah  chocolate liquor . Jika  chocolate liquor  ini diperas maka akan dihasilkan ekstrak atau lemak coklat yang dikenal sebagai  cocoa butter.  Ampas dari  chocolate liquor  ...

Curiosity about Darjeeling

Tinggal di tempat yang jauh dari Bioskop 21 apalagi Blitzmegaplex, membuat saya dan teman-teman menyetok film-film teranyar di dalam hardisk kami, baik internal maupun external setiap kami pulang cuti. Stok film ini biasanya kami tonton ketika pulang kerja atau ketika weekend. Karena mess kami dihuni oleh berbagai orang dari latar belakang suku, umur, pendidikan, dan jenis kelamin yang berbeda-beda, maka bisa dibilang selera film atau genre film yang kami tonton juga beraneka ragam. Dan kebetulan, beberapa teman di mess sangat menggemari film-film Bollywood. Film India yang pernah saya tonton dari awal hingga akhir cerita bahkan tidak mencapai sepuluh judul film. Film pertama yang saya tonton adalah  Kuch Kuch Hota Hai , kemudian disusul oleh  Kabhi Kushi Kabhi Gham . Kedua film ini saya tonton ketika saya masih duduk di bangku 6 SD. Selanjutnya, saya tikak pernah lagi menonton film India. Hingga pada tahun 2009, ada seorang teman di kampus yang ...

Obrolan di Meja Makan

Entri ini adalah kelanjutan dari obrolan gak penting di meja makan dan terkait dengan status yang dipasang salah satu temen kantor di whatsap-nya – “Menyibak Fenomenalitas Mangkuk Ayam Jago” Cerita ini timbul karena di ruang makan mess, tersedia dua jenis sendok berbeda bentuk, dimana salah satu bentuk sendok tidak lazim digunakan untuk makan. Cerita ini berlanjut ketika kami berempat berdebat mengenai bentuk sendok yang tidak lazim tersebut. Saya dan Candra merasa sendok tersebut tidak cocok digunakan untuk menyuap nasi, dikarenakan bentuknya yang bulat dan terlalu besar dan lebih cocok digunakan sebagai sendok sup. Salah satu teman membela diri dengan pernyataan bahwa sendok inilah yang biasanya digunakan orang-orang Korea untuk makan nasi. Namun, setelah kami bertiga menilik lebih lanjut, bentuk kepala sendok bisa jadi mirip dengan sendok-sendok yang biasa digunakan orang-orang Korea. Tapi dari segi panjang sendok, jelas sangat berbeda dengan sendok Korea, yang setidak...